Rabu, 03 Juli 2019

Hello Malang

Finally!

Hello Malang,
Aku kembali lagi ke kota ini, tapi pastinya dengan tujuan yang berbeda
Mungkin dulu pertama kali ke Malang adalah sebagai seorang mahasiswa
Kali ini, aku datang memenuhi panggilan dari salah satu perusahaan di kota Malang
Ya, aku mendapat panggilan untuk pekerjaan pertamaku.


Proses interview berjalan dengan lancar...

Keesokan harinya...
Morning Malang,
Kota sejuk yang selalu membuatku jatuh dalam ruang rindu saat jauh dari Kota ini

Hari itu aku bermalam di rumah temanku.
Kurenggut Handphone dari meja belajar disamping tempat tidur
" 1 new message  received"

Kubuka 1 pesan masuk di Whatsapp
Qodarullah, besok aku bisa mulai kerja di perusahaan tersebut.

***

Hari pertama, menjadi seorang karyawan perusahaan
Banyak hal yang harus aku sesuaikan dengan lingkungan pekerjaan ini
Karena aku adalah lulusan dari Department of Biology Education
Yang tiba-tiba nyasar ke dunia sastra.

Masa bodo dengan orang sekitar, hanya sekedar kenal tidak tahu menahu tentang hal lainnya
Panggil saja dia mbak Lia, orang yang paling dekat denganku di kantor karena satu divisi.  Atasanku yang super sabar, lembut, dan sangat perhatian

***

Inilah pertemuan pertamaku dengan seorang yang memanggilku Matchallate


Lelaki, yang bekerja satu perusahaan denganku
Apapun bisa dia design, apalagi hati aku.
Iya, dia didivisi design.
Awal mengenalinya, aku tak mau banyak tahu tentangnya. Hanya sekedar kenal saja.
Lelaki cuek, muka garang karena tidak pernah senyum.
Mau bertegur saja mikir-mikir.

Disebuah keheningan ruangan kerjaku dengan projek yang sedang aku kerjakan
Mbak Lia tiba-tiba membuka obrolan
"Mbak, gimana rasanya selama beberapa hari disini?"

Sejenak aku berhenti, mengalihkan pandanganku dari laptop tertuju pada mbak Lia sambil tersenyum "Alhamdulillah mbak, beberapa hari disini kerjaan masih nyambung saja"

Mbak Lia kembali melontarkan pertanyaannya padaku
"Kalau teman-teman disini bagaimana?"

Akupun menjawab
"Hmm, rata-rata udah bisa ngobrol kok mbak"

Mbak Lia tiba-tiba mulai mendeskripsikan singkat satu-persatu karyawan
yang bekerja diperusahaan tersebut.
Sampailah pada penjelasan tentang lelaki cuek dan jutek itu.

"Kalau mas-mas yang itu sih memang kelihatannya aja yang jutek, tapi orangnya baik kok"

Aku hanya manggut-manggut sambil lanjut mendengarkan cerita mbak Lia.

***

Jam menunjukkan ke arah 16.30
Jam kerja mulai berakhir dan saatnya pulang
Kuturuni anak tangga kantor dengan tas andalan kusandang dibahu

Arah lurus tangga sudah bisa melihat wajah andalannya "Jutek dan Judes"
Ya, itu mas-mas yang aku maksud di atas.
Seperti biasa, aku mulai beranikan bertegur

"Mas, duluan ya"

"Inggih mbak, hati-hati"
Jawabnya dengan lembut.
Mungkin banyak yang belum tahu dengan kata "Inggih" yang  artinya "Iya" berasal dari bahasa Jawa halus itu.

Sedikit kaget
Ternyata jawaban yang dia lontarkan tak sejutek wajah yang tiap harinya dia pampang.
Sejak itu, aku ingat dengan  "Dont Judge Book By Its Cover".

***

Aku adalah type cewek yang suka posting keseharianku di sosial media
Just like aja sih. Hanya saja tau batasan mana yang harusnya di share

Sejak itulah mas-mas jutek tadi mulai rutin looks aktivitas yang aku share
Sampai pada akhirnya dia mulai berani untuk comment

Nothing special! Just Friend!
Hanya sekedar teman satu kantor.

Seiring berjalannya waktu, chattingan antara kita berdua mulai intens
Apapun dibahas dan apapun yang kita obrolkan pasti nyambung dan seru.
Apalagi pada saat aku tahu dia memiliki banyak persamaan denganku
Mulai dari makanan, minuman, film, kadang chatpun bisa saja sama dan kirim berbarengan
Kesamaan lainnya adalah warna baju yang kita pakai dalam 1 moment kita jalan
Konyolnya lagi dia punya baju batik yang sama persis denganku. Mungkin kalau kita pakeknya barengan dikiranya couple hehehe.
Aku gak tau sebenarnya semua itu hanya kebetulan atau memang selera kita yang sama

Ya, seperti yang di awal sudah aku ceritakan
Aku suka banget dengan minuman Matchalatte
Tidak usah ditanyakan lagi, si Jutek juga suka kok sama Matchalatte.

Itu bener atau enggak, aku tidak tahu pasti
Yang jelas setiap kali jalan, dia pasti pesen minumnya Matchalatte
Seperti diiklan "Apapun makannya, minumannya Matchalatte"

Bersambung...




Minggu, 30 Juni 2019

Siapa Dia?

Kelihatannya..
Cerita sebelumnya  biasa saja
Tapi tidak untuk dia.
Karena yang terpenting dan paling menakjubkan adalah
Ketika Aku menyadari bahwa dia "si gadis Matchalatte"
adalah Aku
Kisah dia adalah kisahku sendiri..

Beginilah kisahku...

Lulus kuliah atau nama bekennya itu Happy Graduation merupakan suatu keadaan yang pasti dirasakan oleh semua mahasiswa tingkat akhir.
Yang rajin dan gak galoan pasti lulus tepat waktu.
Tapi kalau yang galoan gara-gara baper sama dosen pembimbing
Siap-siap lulus diwaktu yang tepat ya hehe...

Semua keluh kesah penuh drama dan sesak di dada rasanya terhempaskan kala itu.
Bahagia dan Nafas Lega!
Happy Graduation Untukku !

Kalau ditanya. Bahagia gak?
Pastinya bahagia. Alasannya adalah say godbye dengan PHP dosen pembimbing terbaikku, antrian laboratoriumku, dan drama analisis dataku.

Tapi.......................
Ada rasa sedih juga. Kenapa? kan sudah lulus?

Alasan yang pertama mungkin karena bakalan ngerasain suatu hal yang paling aku benci
selama hidup yaitu perpisahan.

Ya, berpisah dengan sahabat terbaik
Mereka harus kembali ke kampung halaman mereka masing-masing
dan menjalani kehidupanpun juga sudah masing-masing.

Good bye kawan...
See you next time in Java.

Ya... Aku memiliki 3 sahabat yang kini mereka sudah beda pulau denganku.
Riau, Sorong Papua, dan Maluku.

Alasan sedih kedua,..
Mungkin hal ini dirasakan oleh semua orang yang berada pada posisi fresh graduation sepertiku.

Jatah uang jajan, ya ! aku sudah tidak mendapatkan itu

Dengan keadaan seperti itu, timbulah kemauan
"Tidak bisa hanya diam, ya aku harus cari pekerjaan"

Inilah awal mula aku bertemu dengannya...
Dengan dia yang memanggilku "Matchalatte"

*Bersambung







Sabtu, 29 Juni 2019

Matchalatte

Pastinya kamu bertanya-tanya
Mengapa harus Matchalatte?

Ya, Dia seorang gadis penikmat Matchalatte
Maka dari itu, dia sering memanggilnya Matchalatte.

Dua kata tentang Matchalatte,
Spesial dan menenangkan.

Seperti dia yang memanggilnya dengan sebutan itu
Ya, spesial dan menenangkan :)

Spesial,
Karunia Tuhan, yang sedetikpun saja waktunya tak rela tanpa dia

Menenangkan,
Gemuruh hati dan otaknya akan lenyap bersama kehadiran dia.
Tenang dengan kedamaian yang dia bawa

Bukannya dia menuhankannya,
Tapi sekali lagi,
Dia sangat berterima kasih pada Tuhan telah mengirimnya


Sebelumnya dia tak berani untuk meminta
Tapi Tuhan selalu tahu, dia inginkan apa

Inginkan kebahagiaan tentunya.
Dan dia adalah orangnya...
Kebahagiaannya ada padanya.


"Matchalatte"
"Hai Matchalatte"
"Selamat pagi Matchalatte"
"Selamat malam Matchalatte"
"Selamat tidur Matchalatte"

Kadang senyam-senyum sendiri baca surelnya.

Dia membalasnya "Hai My Greentea latte"

Ternyata dia juga penikmat minuman spesial dan penenang itu.
Sesehati itukah?

Banyak yang bilang
Perbedaan menyatukan perasaan

Tapi dia tak percaya itu.
Karena  dia mengalaminya sendiri


Sekilas, dia akan berputar waktu...

Dulu, dia pernah sangat dekat dengan seseorang
Terlalu banyak perbedaan yang ada pada diri mereka
Hingga sangat sering sekali mereka berbeda tentang hal apapun itu

Bertahan dengan waktu yang tidak sebentar
6 tahun bersama, menyatukan segala perbedaan yang mereka punya
Mereka tetap punya pikiran positif dengan perbedaan yang bisa menyatukan perasaan 
Hingga sampailah pada titik,
Salah satu diantara mereka menyerah dengan waktu

Ya, mereka memilih untuk tidak melanjutkan semuanya.
Tapi disini mereka tidak mau menceritakan apapun tentang orang yang sudah tak sejalan dengan dia

Dan sekarang
Kembali pada dia, yang memanggilnya Matchalatte

Banyak sekali persamaan yang mereka punya
Salah satunya adalah perasaan dan Matchalatte
Ya, mereka berdua menyukainya.
Suka dia, dia suka, dan mereka suka Matchalatte

Waktu, tidak pernah tidak bersamanya
Sampai malam memisahkan mereka

Bye Mathalatte, Good night...



*Bersambung...